Sajak Inilah hidupku

Iya,
Aku sering melakukan kesalahan
Tapi bukan berarti tidak ada hal benar yang pernah kulakukan
Silahkan kalian mau fokus menilai yang mana
Karena aku akan lebih memusingkan
Memperbaiki yang keliru
Menyempurnakan yang benar

Iya,
Aku juga sering menangis
Satu dua bahkan terisak dalam, tergugu
Tapi bukan berarti aku tidak pernah tertawa
Silahkan kalian mau menilai yang mana
Karena aku memilih mengingat hal2 membahagiakan
Belajar dari hal2 menyedihkan
Agar besok tidak terulang kembali

Iya,
Aku pun sering menyesal
Bahkan satu-dua penyesalan lama bertahun2
Tapi bukan berarti aku tidak berdiri gagah menghadapi hidup ini
Silahkan kalian mau menghakimi apapun
Karena aku lebih baik berdiri setiap kali terjatuh
Menjadikan kekeliruan sebagai masukan
Dan memastikan tidak ada penyesalan di ujung kisah

Iya,
Aku tidak sempurna
Aku boleh jadi juga tidak pintar
Tapi aku akan melalui kehidupan ini
Hari demi hari
Melihat dunia terbentang luas
Belajar banyak hal
Apapun yang akan kalian katakan
Inilah hidupku
Dan kebahagiaanku ada di hatiku
Bukan di hati kalian
*tere liye*

Sajak Tidak Perlu Dikasihani

Kami tidak perlu dikasihani
Meski hanya sekolah di sekolah biasa2 saja
Bangunan kusam, pun jangan bicara tentang standar internasional
Karena kami tidak mengukur keberhasilan sekolah dari angka2

Kami tidak perlu dikasihani
Meski hanya bekerja di tempat biasa2 saja
Ruangan sumpek, gaji kecil, jangan bicara tunjangan ataupun bonus
Karena kami tidak mengukur keberhasilan bekerja dari jumlah transfer

Kami tidak perlu dikasihani
Meski hanya naik angkot, kendaraan umum kemana2
Panas, keringatan, jangan tanya soal kenyamanan terbaik
Karena kami tidak mengukur perjalanan dari apa yang dinaiki

Kami tidak perlu dikasihani
Meski hanya ngontrak, ataupun punya rumah kecil saja
Mentok kiri, kanan, depan, belakang, jangan tanya kolam renang
Karena kami tidak mengukur tempat tinggal dengan kemewahan

Hidup kami bukan angka2
Bukan pula harga2
Tidak ada label premium atau merk berkelas
Hidup kami bukan ukuran2
Kami tidak perlu penggaris, timbangan, apalagi kakulator

Hidup kami adalah burung2 terbang tinggi
Menghirup kebebasan sejauh sayap merentang
Tidak mencemaskan dengan esok hari
Tidak mengkhawatirkan penilaian orang lain

Hidup kami adalah seekor rusa yang lincah
Berlarian bahagia di padang rumput luas
Tidak dikendalikan oleh harta benda
Tidak diatur2 oleh benda mati

Kami sungguh tidak perlu dikasihani

*darwis tere liye*

Sajak "Jangan"

Jangan menghukum masa depan dengan masa lalu
Karena kita selalu bisa memperbaiki situasi

Jangan menghukum kesempatan dengan penantian
Karena terkadang melepaskan sesuatu justeru memperoleh yang terbaik

Jangan menghukum waktu terbaik dengan keterlambatan
Karena dalam urusan perasaan, tidak ada yang tahu kapan dan di mana tibanya

Dan jangan menghukum kebersamaan dengan kesendirian
Karena, aduhai, kita tidak memutuskan bersama hanya karena bosan sendiri

Pun jangan menghukum diri sendiri dengan pertanyaan2 orang lain
Karena kita tidak menjalani kehidupan orang lain
Dan orang lain tidak menjalani kehidupan kita

*Tere Liye

Sajak Kadang Kita Lupa

Kadang kita lupa
Ketika seseorang hadir dalam hidup kita,
Bukan berarti dia akan selalu bersama kita
Kadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita belajar
Dari hal menyakitkan dan menyenangkan
Saat dia telah pergi kemudian

Ketika sebuah masalah melingkupi kita
Bukan berarti kita bisa mengatasinya segera,
Seperti minum obat langsung cesplengKadang kita lupa,
Boleh jadi tujuan terbesarnya adalah agar kita bersabar
Menjadi lebih kuat dan kokoh
Untuk menghadapi masalah lebih besar lagi

Banyak sesuatu yang terlihat
Tapi sejatinya bukan demikian kelihatannya
Seringkali sesuatu yang kita pahami
Namun sesungguhnya tidak begitu hakikatnya

Misalnya,Jatuh cinta itu kadang memang mudah
Tapi menjaganya abadi adalah sejatinya
Cinta pertama itu memang indah
Namun cinta terakhir selama-lamanya adalah hakikatnya

Semoga kita tidak melupakan yang satu ini.
(darwis tere liye)

Sajak Tidak Perlu Dikasihani

Kami tidak perlu dikasihani
Meski hanya sekolah di sekolah biasa2 saja
Bangunan kusam, pun jangan bicara tentang standar internasional
Karena kami tidak mengukur keberhasilan sekolah dari angka2

Kami tidak perlu dikasihani
Meski hanya bekerja di tempat biasa2 saja
Ruangan sumpek, gaji kecil, jangan bicara tunjangan ataupun bonus
Karena kami tidak mengukur keberhasilan bekerja dari jumlah transfer

Kami tidak perlu dikasihani
Meski hanya naik angkot, kendaraan umum kemana2
Panas, keringatan, jangan tanya soal kenyamanan terbaik
Karena kami tidak mengukur perjalanan dari apa yang dinaiki

Kami tidak perlu dikasihani
Meski hanya ngontrak, ataupun punya rumah kecil saja
Mentok kiri, kanan, depan, belakang, jangan tanya kolam renang
Karena kami tidak mengukur tempat tinggal dengan kemewahan

Hidup kami bukan angka2
Bukan pula harga2
Tidak ada label premium atau merk berkelas
Hidup kami bukan ukuran2
Kami tidak perlu penggaris, timbangan, apalagi kakulator

Hidup kami adalah burung2 terbang tinggi
Menghirup kebebasan sejauh sayap merentang
Tidak mencemaskan dengan esok hari
Tidak mengkhawatirkan penilaian orang lain

Hidup kami adalah seekor rusa yang lincah
Berlarian bahagia di padang rumput luas
Tidak dikendalikan oleh harta benda
Tidak diatur2 oleh benda mati

Kami sungguh tidak perlu dikasihani

(darwis tere liye)

Melupakan

Ketika kita mencoba melupakan kejadian menyakitkan, melupakan orang yg membuat rasa sakit itu, maka sesungguhnya kita sedang berusaha menghindari kenyataan tersebut. Lari. Pun sama, ketika kita ingin melupakan orang yg pernah kita sayangi, hal2 indah yang telah berlalu. Maka, sejatinya kita sedang berusaha lari dari kenangan atau sisa kenyataan tsb.

Kabar buruk buat kita semua, mekanisme menyebalkan justeru terjadi saat kita berusaha lari menghindar, ingatan tersebut malah memerangkap diri sendiri. Diteriaki disuruh pergi, dia justeru mengambang di atas kepala. Dilempar jauh2, dia bagai bumerang kembali menghujam deras. Semakin kuat kita ingin melupakan, malah semakin erat buhul ikatannya.

Bagaimana mengatasinya?

Justeru resep terbaiknya adalah kebalikannya. Logika terbalik. Apa itu? Mulailah dengan perasaan tenteram terhadap diri sendiri. Berdamai. Jangan lari dari kenangan tersebut. Biarkan saja dia hadir, bila perlu peluk erat. Terima dengan senang hati. Bilang ke diri sendiri: "Sy punya masa lalu seperti ini, pernah dekat dengan orang menyakitkan itu, sy terima semua kenyataan tersebut. Akan saya ingat dengan lega, karena sy tahu, besok lusa sy bisa jadi lebih baik--dan semua orang berhak atas kesempatan memperbaiki diri." Letakkan kenangan tsb dalam posisi terbaiknya.

Maka, mekanisme menakjubkan akan terjadi. Perlahan tapi pasti, kita justeru berhasil mengenyahkan ingatan itu. Pelan tapi pasti, kenangan tersebut justeru menjadi tidak penting, biasa-biasa saja. Dan semakin kita terbiasa, levelnya sama dengan seperti kenangan kita pernah beli bakso depan rumah, hanyut dibawa oleh hal2 baru yg lebih seru. Ketahuilah, racun paling mematikan sekalipun, saat dibiasakan, setetes demi setetes dimasukkan dalam tubuh, dengan dosis yang tepat, besok lusa jika kita tdk semaput oleh racun tsb, kita justeru akan jadi kebal. Apalagi kenangan, jelas bisa dibiasakan.

Itulah hakikat dari: jika kalian ingin melupakan sesuatu atau seseorang, maka justeru dengan mengingatnya. Terima seluruh ingatan itu.

*Tere Liye
Sumber 

Sajak aduhai jangan

Dek, sungguh jangan mengambil keputusan saat sedang marah
Besok lusa boleh jadi kita akan menyesal tiada tara

Jangan pula membenci saat sedang tersinggung atau berbeda pendapat
Besok lusa boleh jadi kita kehilangan kesempatan memahami sesuatu lbh baik

Pun jangan menjanjikan sesuatu saat sedang hepi
Besok lusa mungkin saja kita juga akan susah payah melaksanakannya

Jangan mepet sekali mengerjakan sesuatu jika itu penting
Berilah waktu tambahan karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi

Pun jangan menunda-nunda sesuatu yang bisa dikerjakan segera
Karena tiada yang menjamin besok lusa masih ada waktuya

Dan terakhir
Sebagai penutup sajak ini
Sungguh, dek, jangan pernah putus cinta saat hujan turun
Itu bukan waktu yang terbaik
Carilah waktu lain, selain hujan
Karena di masa mendatang
Setiap kali hujan
Kita bukannya merasa adem nan tenteram
Atau asyik memeluk guling beranjak tidur
Sebaliknya, kita malah teringat masa lalu
Melukis kenangan

*Tere Liye
sumber